Selasa, 19 Juli 2022, hari kedua saya di SDN 3 Buduan.
Tadi saya mengetes kemampuan siswa menulis dan membaca bilangan. Hanya tiga siswa yang salah menulis bilangan ratusan. Lima ratus enam ditulis 5006. Mayoritas siswa bisa melakukan dengan benar.
Dalam kemampuan membaca bilangan, nilai tempat tertinggi yang bisa dibaca hanyalah puluh ribuan. Tidak ada yang bisa membaca bilangan 213458, mereka nampak bingung. Padahal Elit yang masih TK sudah bisa membaca bilangan hingga milyaran.
Saya menuliskan 123456789 di papan tulis. Saya minta mereka menyebutkan bilangan tersebut, jika benar akan mendapat hadiah. Tidak ada yang mau menjawab. Sekedar memberanikan diri untuk coba-coba juga tidak ada. Entah karena status saya sebagai guru baru yang membuat mereka agak canggung, atau memang ada masalah mental di sini.
Dengan penuh keyakinan saya katakan, "Hari ini kalian akan bisa membaca bilangan ini. Hanya dalam satu-dua menit saya ajarkan."
Saya letakkan titik di setiap tiga digit di bilangan 123456789, sehingga menjadi 123.456.789. Kemudian saya menuliskan kembali dalam beberapa kelompok; 123, 456 dan 789.
Setiap siswa saya suruh menyebutkan setiap kelompok bilangan tersebut. Ternyata mereka bisa menyebutkannya dengan benar; Seratus dua puluh tiga, empat ratus lima puluh enam, dan tujuh ratus delapan puluh sembilan. Dan di sinilah sebenarnya kemampuan siswa yang penting. Mereka hanya perlu kemampuan membaca bilangan hingga ratusan. Untuk membaca bilangan yang lebih tinggi, tinggal sedikit modifikasi mudah. Sangat mudah.
Saya hanya mengatakan, "Bacalah seperti yang kalian baca barusan. Ketika sampai di titik pertama, sebutkan juta. Ketika sampai di titik ke-dua, sebutkan ribu."
Siswa membaca bilangan tersebut bersama-sama: "Seratus dua puluh tiga juta empat ratus lima puluh enam ribu tujuh ratus delapan puluh sembilan."
Mantab!
Bahkan mereka secara otomatis bisa membaca hingga bilangan milyar dengan hanya menyuruh membaca titik pertama dari tiga titik dengan kata milyar.
Hasil dari berkali-kali introspeksi tentang pembelajaran Matematika ini, memang guru harus mengajar dengan sekreatif mungkin. Berani mencoba berbagai metode, mencari informasi tentang 'belajar cara cepat', tips dan trik, menemukan berbagai referensi. Jika hanya terpaku pada buku ajar, sangat jarang terdapat hal praktis. Kebanyakan hanyalah teori-teori yang bukan tidak penting, tetapi secara praktisnya adalah hal penting untuk betul-betul dikuasai.
Komentar
Posting Komentar