Langsung ke konten utama

Kelasku di Hari Pertama

Hari pertama saya...

Saya hadir agak telat, apel pagi hari Senin 18 Juli 2022 sudah dimulai.

SDN 3 Buduan adalah tempat dinas saya sekarang. Terhitung sejak Kamis 16 Juni saya resmi mengajar di situ, meskipun sebenarnya sejak Senin 13 Juni saya sudah mulai datang ke sana. Tercantum di SK Mutasi, seharusnya sudah di sana pada bulan Januari. Walaupun kenyataannya SK Mutasi tersebut baru terbit bulan April.

Jadi, kemaren-kemaren sekedar datang ke sekolah. Karena dalam situasi akhir semester, tidak ada pembelajaran.

Nah, hari inilah pertama kali saya berhadapan dengan siswa-siswi dan melakukan perkenalan.

Tadi, saat bubar apel, siswa diarahkan untuk mengikuti wali kelas masing-masing menuju kelas yang telah ditentukan. Ada satu siswa kelas satu yang nampaknya masih gugup dan sulit beradaptasi. Guru dan siswa lainnya menuju kelas, dia tertinggal di lapangan/ halaman sekolah. Terpaksa ibunya mengantarkan ke kelas. Kejadian seperti itu sangat normal dan bisa terjadi di mana pun. Tetapi andaikan ketika di masa-masa Taman Kanak-kanak mereka sudah diajari untuk lepas dari orang tua, hal itu tidak akan terjadi. Karenanya saya menyekolahkan Elit, si Bungsu, ke TKNU 04 Nurul Huda, Suboh. Salah satu alasannya adalah kemandirian. Itu penting!


Di sekolah TK Elit, wali murid tidak boleh ikut masuk ke lingkungan sekolah. Mereka ada di luar pagar, walau pun dari luar mereka tetap bisa mengawasi putera-puterinya saat istirahat atau di luar kelas.

Ketika Elit menangis, gurunya yang akan mendiamkan. Orang tuanya tetap di luar hanya menyaksikan. Kecuali situasinya memang terpaksa, barulah wali murid diminta turun tangan mendiamkan.

Di SDN 3 Buduan saya ditugaskan mengajar kelas 5, jumlahnya 15 anak. Enam di antaranya putera.

Ada satu anak yang nampaknya terlalu aktif dan butuh ekstra kesabaran. Terlihat sering usil pada temannya. Satu lagi terlalu Caper, suka berakting yang tidak lucu banget. Rata-rata mereka belum mempunyai mental yang bagus. Perlu sedikit polesan agar mereka menjadi siswa  pemberani. Setidaknya hanya 4 siswa yang menunjukkan keberaniannya saat memperkenalkan diri di depan kelas.

Ternyata sebagian besar dari mereka belum hafal perkalian. Dalam seminggu ini saya meminta mereka untuk menghafalkannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Iseng

 Lazisnu Mlandingan bersama jajaran pengurus di MWCNU Mlandingan dan semua Ketua dan Sekretaris Ranting NU di kecamatan Mlandingan melakukan kegiatan NU Berbagi pada Rabu 27 April 2022, jam 16.00 WIB di sekretariat MWCNU Mlandingan. Dokumentasi resmi bisa dikulik pada Blog NU Mlandingan Online di semua platform media sosialnya. Di sini saya hanya menempel jepret kamera hasil keisengan saja. Saya mengedit kembali semua hasil rekaman agar lebih menarik, sekaligus mencoba untuk mengakrabi fitur-fitur penyerta di hape Vivo Y51 yang baru saya beli sekitar sepuluh hari yang lalu. Saya mengeditnya sambil tertawa-tawa sendiri, ternyata banyak hasil jepretan yang lucu. Tiba-tiba timbul niat mempostingnya untuk berbagi tawa dengan pengunjung blog saya. Semoga mereka yang terekam tidak marah pada saya. Karenanya, saya mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.  Ampunilah saya! Walau ngantuk, tetap hadir karena jiwa militan Selalu ada tawa di setiap kebersamaan Berkiprah tak harus kaprah Ni...

Dokumentasi Perkemahan Wirakarya 2021

Foto² ini bersumber dari grup Whatsapp Peserta Perkemahan Wirakarya. Jika ada kesamaan tempat dan wajah, tentu saja itu benar. <script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-5952932768089958"      crossorigin="anonymous"></script>  

Totalitas Kebaikan

Totalitas Kebaikan Oleh: Aidi Kamil Baihaki   Bayangkan, ada seseorang yang tidak kita kenal, tiba-tiba datang menghiba minta pertolongan yang berkaitan dengan keuangan. Apa jawaban anda?  Hampir semua jawaban akan mengatakan kita harus lebih dulu mencari tahu apakah orang itu benar-benar patut dibantu atau tidak. Kalau perlu diinterogasi. Tak jarang juga kita malah serta merta menolak. Dulu, saya juga pernah memilih bersikap seperti itu. Berbuat baik pada seseorang karena mengenal orang tersebut. Baik itu karena mengenalnya sendiri atau juga berkat rekomendasi orang lain.  Kenapa ada sedikit persyaratan bahwa bantuan itu sebaiknya diberikan pada orang yang kita kenal?  Pernah saya berpikir bahwa normal saja jika kita membantu seseorang dan berharap orang tersebut terus mengingat kebaikan itu, hingga suatu saat dia akan membalas hutangnya pada kita. Tapi sungguh mengecewakan, orang itu seakan melupakan kebaikan kita.  Timbul pikiran, untuk apa berbuat baik terha...