Langsung ke konten utama

Anugerah Keyakinan

Anugerah Keyakinan

Oleh: Aidi Kamil Baihaki 

Siang itu aku pulang lebih siang dari biasanya. Kudapati istri sedang tertidur pada alas tikar di lantai. Aku termangu. 

Tanganku meraih buku tulis mengecek catatan yang biasanya ditulisi nomer handphone pembeli pulsa. Tidak ada satupun transakasi baru hari itu. 

“Maafkan aku, Dik!” batinku. 

Aku bekerja sebagai Guru Sukwan di Sekolah Dasar. Namun lebih tepatnya bukan bekerja, karena dari situ hampir tidak ada gaji. Hanya honor 250 ribu perbulan dari Pemkab yang ditransfer ke rekening pribadi setiap enam bulan sekali. 

Untuk menyokong keperluan sehari-hari, kubuka konter kecil berjualan pulsa. Keuntungannya antara 1000-1500 pertransaksi. Pelanggannyapun hanya belasan orang tiap hari. 

Akhir-akhir itu, lebih sering hanya 5 kali transaksi.

Isteriku dalam kondisi hamil besar. Usia kandungannya sudah 8 bulan. 

Sudah kusiapkan Rp,750.000 ditabungan. Sisa honor yang kuusahakan untuk tetap utuh hingga nanti dibutuhkan. Berjaga-jaga kelak akan ada kebutuhan, yaitu perkiraan biaya melahirkan di bidan, mungkin hanya 500 ribu. 

Tapi rupanya takdir berkehendak lain. Isteriku harus melahirkan dengan cara operasi caesar. Biayanya 7,5 juta. 

Aku menolak sementara untuk menandatangani persetujuan operasi. Pikiran kalutku meminta waktu untuk berpikir dulu sebelum memutuskan. 

Hati menuntunku ke mushalla Rumah Sakit. Di sana mengadu pada Tuhan. 

Ya, Allah.. Mana janjimu yang hendak menjamin rejeki setiap makhluk hidup? Sekarang aku butuh rejeki itu. Berikanlah sekaligus saja! 

Kau Yang Maha Kaya, dengan Kemahakuasaan-Mu tawarilah aku jalan keluar. 

Doa itu terus kuulang hingga seseorang menyusulku ke Mushalla, memberitahukan bahwa dokter bedah sudah datang dan siap melakukan tugasnya. Mereka menunggu tanda tangan persetujuanku. 

“Ya. Aku ke sana sebentar lagi. Kamu duluan saja.” Ujarku. 

Setelah sekali lagi mengulang doa, belum juga kudapat kemantapan. 

Bagaimanapun, aku harus segera turun dari Musholla, tapi kaki ini terasa berat beranjak karena aku masih bingung untuk membuat persetujuan atas tindakan pihak Rumah Sakit melakukan operasi cesar. 

Nanti biayanya dari mana? 

Ketika baru tiga langkah berjalan… . 

“Berat sekali, Mas?” Satpam yang baru turun dari Musholla menyapaku. 

 Aku membalas sapanya dengan senyum terpaksa. Sebenarnya aku tak ingin menanggapinya. 

Pikiranku semakin kacau karena keputusanku sedang ditunggu oleh dokter, isteriku, dan orang-orang yang mengantar kami ke Rumah Sakit, mereka adalah beberapa keluarga dan tetangga. 

“Saya sering melihat orang susah di sini,” Ucap Pak Satpam itu lagi. Dia jeli melihat beban di kepalaku. “Yakin saja, Mas, Allah itu Maha Pemurah. Allah selalu memberi jalan!” Nasehatnya tanpa bertanya apa masalahku. 

Rupanya dia tidak bermaksud mengajakku bercerita, sebab tanpa menunggu kata-kataku dia sudah pergi ke pos di pintu masuk. 

Aku berhenti melangkah sekian detik. Ya, aku yakin Allah akan membantuku. Tapi aku butuh bantuan itu sesegera mungkin. 

Beberapa detik kemudian barulah aku merasakan bahwa nasehat Pak Satpam tadi telah membuat langkahku lebih ringan menuju kamar istriku berada. 

Langkah yang awalnya seakan mengulur waktu, justeru kemudian terburu-buru. 

Beberapa perawat sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Istriku akan segera dipindah ke kamar operasi. 

Lho? Aku bingung, kenapa sudah diputuskan begitu?

Bukankah aku belum menandatangani surat persetujuan. “

Aku dapat pinjaman dari orang, katanya harus dilunasi dalam 2 bulan ini!” Terang Bapak Mertuaku. “Kakakmu tadi datang dan langsung menandatangani surat persetujuan operasinya”, sambungnya lagi. 

Oh… Pantas saja.

***** 

Tepat 2 bulan setelahnya, _saat hutangku harus dilunasi_ aku diangkat menjadi CPNS! 

Subhanallah! 

Terima kasih, Tuhan. 

Engkau mendengar doaku dan mengabulkannya. Jalan keluar itu Engkau tawarkan, dan kini terhampar luas di depanku. 

Hingga kini di setiap doa aku meminta, “Teruslah jaga keyakinanku pada-Mu, ya Allah. Jagakanlah pula untuk keluargaku hingga anak-cucuku!” 

Amin! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galeri Ramadhan

Pondok Ramadlan SDN 3 Buduan 30 Maret 2023  SDN 3 Buduan Suboh, yang awalnya merencanakan akan melakukan kegiatan Pondok Ramadhan pada tanggal 17-19 April 2023, sesuai anjuran Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo, akhirnya memajukan pelaksanaan pada hari ini, Kamis 30 Maret hingga 2 April 2023. Bpk. Abdi Rasa menjadi ketua panitia kegiatan Pondok Ramadhan karena beliau adalah guru PAI di sekolah ini. Sekretaris kegiatan adalah Bpk. Lutfi Aziz, dan bendahara adalah Bpk. Aidi Kamil Baihaki. Kegiatan diawali dengan pelaksanaan shalat dhuha berjamaah. Kemudian dilanjutkan dengan seremonial pembukaan kegiatan, dipimpin oleh Ibu Rumiyati selaku kepala sekolah SDN 3 Buduan, dan doa dipimpin oleh Bpk. Lutfi Azis. Berlanjut dengan pemberian  wawasan tentang materi puasa, oleh Bpk. Abdi Rasa. Selesai materi di kelas, siswa melaksanakan tadarrus Al-Qur'an dengan dibagi menjadi kelompok putera dan kelompok puteri. Setiap siswa membaca 4 ayat dari Al-Qur'an secara bergantian. Teman yang lai

Kelas 5-ku

Selasa, 19 Juli 2022, hari kedua saya di SDN 3 Buduan. Tadi saya mengetes kemampuan siswa menulis dan membaca bilangan. Hanya tiga siswa yang salah menulis bilangan ratusan. Lima ratus enam ditulis 5006. Mayoritas siswa bisa melakukan dengan benar. Dalam kemampuan membaca bilangan, nilai tempat tertinggi yang bisa dibaca hanyalah puluh ribuan. Tidak ada yang bisa membaca bilangan 213458, mereka nampak bingung. Padahal Elit yang masih TK sudah bisa membaca bilangan hingga milyaran. Saya menuliskan 123456789 di papan tulis. Saya minta mereka menyebutkan bilangan tersebut, jika benar akan mendapat hadiah. Tidak ada yang mau menjawab. Sekedar memberanikan diri untuk coba-coba juga tidak ada. Entah karena status saya sebagai guru baru yang membuat mereka agak canggung, atau memang ada masalah mental di sini. Dengan penuh keyakinan saya katakan, "Hari ini kalian akan bisa membaca bilangan ini. Hanya dalam satu-dua menit saya ajarkan." Saya letakkan titik di setiap tiga digit di bil

Hanya Iseng

 Lazisnu Mlandingan bersama jajaran pengurus di MWCNU Mlandingan dan semua Ketua dan Sekretaris Ranting NU di kecamatan Mlandingan melakukan kegiatan NU Berbagi pada Rabu 27 April 2022, jam 16.00 WIB di sekretariat MWCNU Mlandingan. Dokumentasi resmi bisa dikulik pada Blog NU Mlandingan Online di semua platform media sosialnya. Di sini saya hanya menempel jepret kamera hasil keisengan saja. Saya mengedit kembali semua hasil rekaman agar lebih menarik, sekaligus mencoba untuk mengakrabi fitur-fitur penyerta di hape Vivo Y51 yang baru saya beli sekitar sepuluh hari yang lalu. Saya mengeditnya sambil tertawa-tawa sendiri, ternyata banyak hasil jepretan yang lucu. Tiba-tiba timbul niat mempostingnya untuk berbagi tawa dengan pengunjung blog saya. Semoga mereka yang terekam tidak marah pada saya. Karenanya, saya mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.  Ampunilah saya! Walau ngantuk, tetap hadir karena jiwa militan Selalu ada tawa di setiap kebersamaan Berkiprah tak harus kaprah Niatnya sel