Kali ini, maksud saya tadi pagi di sekolah, saya mengetes kemampuan siswa dalam perkalian bersusun. Sungguh mengenaskan!
Tak ada satu pun siswa yang bisa melakukan penghitungan perkalian cara bersusun. Nampaknya tugas kali ini menjadi berat. Bagaimana saya bisa mengajarkan Matematika kelas 5 jika materi kelas 4 belum dikuasai?
Hari ini ada siswa yang baru bersekolah, kemaren-kemaren dia dalam kondisi baru dikhitan. Renandra, dipanggil Nanda. Tetapi di saat yang sama, ada dua siswa yang tidak ke sekolah: Dila dan Dinar.
Hafalan perkalian sudah sampai bilangan 6, tapi belum semuanya berhasil menghafal. Jadi besok sebagian siswa dites perkalian 7, dan sebagian lagi dites perkalian 6.
Saya merenung sebentar. Memang kemampuan siswa di daerah gunung dengan di daerah bawah sama saja. Faktor lingkungan tidak banyak berpengaruh. Guru tetap paling dominan memberikan andil dalam mengkonstruksi kemampuan siswa. Faktor keluarga dan lingkungan hanyalah sebagai pendukung. Sekunder.
Sebelum pulang saya memberikan mereka tugas rumah. Ada dua tugas yang berbeda, untuk siswa yang sebelumnya sudah mampu melakukan perkalian, dan untuk siswa yang masih setengah mampu. Kelompok pertama hanya ada 5 siswa.
Sakit pinggang yang kurasakan sejak kemaren, dan sempat menjadi-jadi sudah agak mereda. Semalam dikerokin isteri tercinta. Entah salah di apanya, sakit pinggang saya terjadi perlahan dan dengan cepat terasa meningkat parah. Mungkin benar, gara-gara kerja bakti yang berat otot-otot menjadi kaku.
Komentar
Posting Komentar