Menggauli alam, atau lebih sering diistilahkan dengan bertafakkur dengan alam adalah sesuatu yang indah, hebat, luar biasa dan menimbulkan kerinduan tentang kebebasan. Secara teori kita bisa saja kapan pun dan di mana pun melakukannya. Tapi bagi orang² yang sibuk justeru sulit. Begitu juga bagi yang sudah berkeluarga. Sehingga kesempatan untuk dapat bergaul dengan alam ini menjadi suatu momen yang istimewa.
Benar?
Sejak mewabahnya Covid'19, semua kegiatan nyaris membeku. Termasuk kegiatan berkemah yang saya anggap sebagai pergaulan dengan alam ini.
Dulu saat ke kantor Kwarcab Pramuka Situbondo, dalam rangka pengajuan TPOD Pramuka, Kak Fhia sempat sekilas memberi informasi bahwa akan ada perkemahan di Merak, Asembagus. Dia menanyakan kesanggupan saya untuk ikut. Konon, melalui beberapa postingan di Sosmed, Merak adalah salah satu destinasi wisata yang nyaris perawan. Pemandangan pantainya sangat indah. Tentu saja itu menjadi alasan saya untuk menyanggupi tawaran itu secara otomatis.
Tiga hari sebelum 29 Juli, Kak Fhia, salah seorang aktivis di Kwarcab Pramuka Situbondo menghubungi lewat Whatsapp. Perkemahan akan dilaksanakan hari Jumat 30 Juli hingga 1 Agustus 2021. Sayangnya bukan di Merak seperti yang sudah direncanakan. Situasi pandemi membuat panitia harus mengubah rencana tempat ke Curah Tatal di kecamatan Arjasa, Situbondo. Fokus kegiatan bakti sosial di dua titik, kampung Cobbuk dan Mendhi.
Kak Fhia memastikan saya ikut sebagai perwakilan dari Pramuka BP13.12 Situbondo. Ada empat orang lainnya dari Brigade Penolong yang berpartisipasi, meskipun akhirnya ada yang tidak bisa menyesuaikan jadwal pribadinya dan terpaksa tidak jadi ikut.
Kami berangkat dari kantor Kwarcab dilepas secara resmi oleh Ketua Kwarcab, Ibu Khoironi yang menjabat sebagai Wakil Bupati Situbondo. Tentu saja perkemahan Wirakarya ini sudah melalui prosedur yang sesuai dengan Protap Satgas Covid'19, misalnya _salah satunya_ mengikuti screening SWAB yang alhamdulillah semua peserta dan panitia dinyatakan negatif.
Desa Curah Tatal dipimpin kepala desa perempuan. (Aduh, saya lupa namanya!)
Pembukaan perkemahan wirakarya ini dihadiri oleh Bupati Situbondo dan Wakilnya sekaligus. Ini merupakan sejarah baru yang membesarkan hati para punggawa Kwarcab Pramuka Situbondo. Sebab belum pernah terjadi seorang Bupati dan Wakilnya hadir bersamaan dalam kegiatan Pramuka. Membuktikan bahwa beliau berdua mempunyai kepedulian ekstra terhadap dunia Pramuka. Semoga ini membuat Gerakan Pramuka di Situbondo, khususnya, lebih maju.
Dalam kegiatan perkemahan wirakarya ini peserta diamanahi untuk melakukan penyerahan lebih 150 paket sembako di kampung Cobbuk dan Mendhi. Termasuk juga pembuatan Rumah Layak Huni.
Mengenai pemandangan alam, saya tidak menyesal panitia sudah merubah haluan dari pantai ke pegunungan. View yang tak membosankan. Sayangnya saya tidak mengabadikannya dalam rekaman kamera, sebab menjaga baterai ponsel agar awet sehubungan situasi Bumi Perkemahan kami tidak terjangkau oleh sinyal operator. Tidak satu pun! Dalam sehari kami bisa mengecas ponsel hingga 3-4 kali karena kesulitan jaringan membuatnya jadi boros.
Sebenarnya kebersamaan dengan peserta perkemahan ini begitu menyenangkan. Tapi waktu memang terbatas, sama halnya dengan biaya, juga terbatas. Hehe.. Sehingga mau tidak mau kegiatan berujung pada penutupan!
Catatan:
Foto² tidak begitu penting bisa diintip pada link berikut:
https://elitmahardhika.blogspot.com/2021/08/serba-serbi-perkemahan-wirakarya.html
Jangan lupa berkomentar ya, Guys!
BalasHapus