Langsung ke konten utama

Rutinitas Banjir

Inilah banjir yang diakibatkan guyuran hujan lebat pada hari Senin malam, 14 Maret 2022 di hulu sungai desa Sumberargo, Sumbermalang sekitar jam 18.00 WIB.

Akibat banjir membawa balok-balok kayu yang cukup besar dan banyak, akses kami menuju sekolah tertutup oleh tumpukan kayu.

Kejadian tersebut merupakan kesekian kalinya, nyaris setiap tahun dialami di jembatan penghubung antara desa Gunung Malang dengan Mojodungkol, kecamatan Suboh, Situbondo itu.

Beruntung masyarakat setempat bersama perangkat desa segera bahu-membahu membersihkan tumpukan kayu dan sampah. Besoknya jalan ini sudah bisa dilalui lagi.

Jembatan ini adalah akses pertama yang kadang menawarkan rintangan dalam perjalanan kami menuju sekolah SDN 4 Gunung Malang. Rintangan kedua kadang masih menunggu di ujung jalan antara Modojungkol-Taker. Jembatannya lebih rawan terhadap banjir.

Taker adalah salah satu dusun terpencil di desa Gunung Malang, tempat kami berdinas sejak tahun 2010. Masyarakat setempat tak bisa berbuat lebih banyak selain rutin setiap tahun mengganti jembatan yang roboh karena banjir. Maklum, jembatannya hanya terbuat dari tiang-tiang bambu sebagai penopang. Bagian atasnya menggunakan bambu yang dibelah atau sirap kayu sebagai jalan. Cukup sempit sehingga tidak bisa digunakan untuk bersalipan motor. Bahkan pernah, begitu jembatannya selesai dibangun, besoknya hanyut ke muara terbawa banjir.



Beruntunglah semangat gotong masyarakat Taker patut diacungi jempol. Tua-muda dan laki-perempuan saling bekerja bersama tanpa upah memperbaiki sarana jalan itu.

Dulu sempat beredar isu bahwa jembatan bambu ini akan digantikan dengan jembatan gantung, tapi secara pribadi saya pesimis karena biasanya pemerintah memberikan fasilitas demikian berdasarkan pertimbangan untung-rugi. Konon Pemerintah akan lebih dulu mempertimbangkan layak tidaknya dengan memperhitungkan jumlah penggunanya, juga dampak pertumbuhan sektor ekonomi yang akan ditimbulkan. Entahlah!

Dan rutinitas berat perjalanan seperti itu tidak seimbang dengan apresiasi dari Pemerintah. Dulu sempat ada dana tunjangan terpencil dari Pemerintah Daerah (Kabupaten Situbondo). Besarannya sekitar Rp. 250.000 perbulan (tapi sebenarnya kami lupa persisnya, karena sudah sangat lama). Terakhir kami menerima tahun 2012.

Jika Pemerintah tidak memberikan perhatian lebih, maka tingkat loyalitas guru di sana, dan daerah lain yang sejenis, dalam mengajar akan kalah oleh semangat guru-guru yang mengajar di daerah yang lebih mudah terjangkau.

Mengenai urgen tidaknya dibangun akses yang lebih baik, kami tidak pernah berpikir ke sana. Tetapi mengenai perlunya apresiasi khusus, itu hanya sekedar harapan. Jika diperhatikan tentu kami bersyukur. Jika tidak, pengabdian kami pada bangsa dan negara tidak pernah surut. Inshaa Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galeri Ramadhan

Pondok Ramadlan SDN 3 Buduan 30 Maret 2023  SDN 3 Buduan Suboh, yang awalnya merencanakan akan melakukan kegiatan Pondok Ramadhan pada tanggal 17-19 April 2023, sesuai anjuran Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo, akhirnya memajukan pelaksanaan pada hari ini, Kamis 30 Maret hingga 2 April 2023. Bpk. Abdi Rasa menjadi ketua panitia kegiatan Pondok Ramadhan karena beliau adalah guru PAI di sekolah ini. Sekretaris kegiatan adalah Bpk. Lutfi Aziz, dan bendahara adalah Bpk. Aidi Kamil Baihaki. Kegiatan diawali dengan pelaksanaan shalat dhuha berjamaah. Kemudian dilanjutkan dengan seremonial pembukaan kegiatan, dipimpin oleh Ibu Rumiyati selaku kepala sekolah SDN 3 Buduan, dan doa dipimpin oleh Bpk. Lutfi Azis. Berlanjut dengan pemberian  wawasan tentang materi puasa, oleh Bpk. Abdi Rasa. Selesai materi di kelas, siswa melaksanakan tadarrus Al-Qur'an dengan dibagi menjadi kelompok putera dan kelompok puteri. Setiap siswa membaca 4 ayat dari Al-Qur'an secara bergantian. Teman yang la...

Totalitas Kebaikan

Totalitas Kebaikan Oleh: Aidi Kamil Baihaki   Bayangkan, ada seseorang yang tidak kita kenal, tiba-tiba datang menghiba minta pertolongan yang berkaitan dengan keuangan. Apa jawaban anda?  Hampir semua jawaban akan mengatakan kita harus lebih dulu mencari tahu apakah orang itu benar-benar patut dibantu atau tidak. Kalau perlu diinterogasi. Tak jarang juga kita malah serta merta menolak. Dulu, saya juga pernah memilih bersikap seperti itu. Berbuat baik pada seseorang karena mengenal orang tersebut. Baik itu karena mengenalnya sendiri atau juga berkat rekomendasi orang lain.  Kenapa ada sedikit persyaratan bahwa bantuan itu sebaiknya diberikan pada orang yang kita kenal?  Pernah saya berpikir bahwa normal saja jika kita membantu seseorang dan berharap orang tersebut terus mengingat kebaikan itu, hingga suatu saat dia akan membalas hutangnya pada kita. Tapi sungguh mengecewakan, orang itu seakan melupakan kebaikan kita.  Timbul pikiran, untuk apa berbuat baik terha...

Perkalian Bersusun

Kali ini, maksud saya tadi pagi di sekolah, saya mengetes kemampuan siswa dalam perkalian bersusun. Sungguh mengenaskan! Tak ada satu pun siswa yang bisa melakukan penghitungan perkalian cara bersusun. Nampaknya tugas kali ini menjadi berat. Bagaimana saya bisa mengajarkan Matematika kelas 5 jika materi kelas 4 belum dikuasai? Hari ini ada siswa yang baru bersekolah, kemaren-kemaren dia dalam kondisi baru dikhitan. Renandra, dipanggil Nanda. Tetapi di saat yang sama, ada dua siswa yang tidak ke sekolah: Dila dan Dinar. Hafalan perkalian sudah sampai bilangan 6, tapi belum semuanya berhasil menghafal. Jadi besok sebagian siswa dites perkalian 7, dan sebagian lagi dites perkalian 6. Saya merenung sebentar. Memang kemampuan siswa di daerah gunung dengan di daerah bawah sama saja. Faktor lingkungan tidak banyak berpengaruh. Guru tetap paling dominan memberikan andil dalam mengkonstruksi kemampuan siswa. Faktor keluarga dan lingkungan hanyalah sebagai pendukung. Sekunder. Sebelum pulang say...